DIsatu pihak tidak dapat disangkal lagi bahwa hidup bukanlah seperti mata uang yang memiliki dua muka (black and white choice). Hidup justru memiliki dinamika dan warana yang membuat hidup lebih hidup. Kita harus melakukan sesuatu untuk terus maju tanpa ada kata mundur.
Seseorang harus berani tegas terhadap dirinya sendiri dan berani berkata tidak ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan untuk mundur atau yang bakal menurunkan integritas pribadi dan harga dirinya.
Sejarah membuktikan bahwa orang yang berhasil dalam hidup adalah mereka yang memiliki sedikit kemungkinan (bahkan tidak ada) untuk mundur dari upaya yang sudah dijalankannya. Tidak mengehrankan jika Inggris bisa mengalami titik balik dan maju sebagai negara yang disegani hanya gara-gara semangat yang dikobarkan oleh Winston Churcil dg penuh keyakinan. Beliau menyampaikan pidato yang tersingkat di hadapan para almamater sekolahnya. Seperti biasa dia datang dg mantel, topi, tongkat, seta cangklong cerutunya. Setelah pembacaan riwayat hidup dan keberhasilannya pada perang dunia kedua, mulailah dia naik panggung dan berteriak dengan lantang "Jangan ... jangan ... jangan pernah menyerah!"
Sesudah berhenti sejenak, lalu churchil mengulangi lagi kata-kata terseb"gen" untuk sukses, namun sejarah membuktikan bahwa sebagian besar yang sukses adalah mereka bertekad untuk maju terus mengatasi rintangan-rintangan yang ada tanpa sedikitpun berpikir untuk mundur. Itulah sebabnya, jangan takut karena tekanan apapun, yang membuat kita berpikir untuk mundur atau berpikir ulang dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sesungguhnya. karena tekananlah yang mampu mengubah sebuah batu menjadi hitam dengan waktu ketekunan.
Apa masalah manusia hingga sulit untuk maju ?? Survei membuktikan bahwa penyebabnya sbb:
1. SUka menunda-nunda pekerjaan dan menunggu "hari baik" serta mood (suasana hati yang baik)
2. Keinginan yang kurang. Melakukan sesuatu harus dipecut atau di iming-imingi terlebih dahulu
3. Menunggu semuanya berjalan baik dan tersedia, baru mulai mengerjakannya.
4. membandingkan pekerjaannya sendiri dengan orang lain dengan muara pada apa yang dia dapat dari pekerjaannya tersebut.
5. Konsentrasi mudah pecah dalam perjalanan menuju tujuan yang sudah ditetapkan sehingga begitu mudah mengubah rute perjalanan untuk meraih sukses.
6. Tidak mengindahkan ajaran-ajaran orang tua.
Bagi orangtua adalah salah jika mendidik anaknya dengan memberikan terlalu banyak pilihan yang mengenakan. Anak akan dibentuk untuk mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Bahkan jika dia mundur/menyerah, dia tahu pasti orangtuanya tetap menopangnya.
itulah sebabnya orangtua yang bijaksana tidak akan terlalu banyak memberi pilihan kepada anaknya selama mereka dalam pola asuh d rumah. Mereka tidak hanya mendidik anaknya, namun juga akan menghukum jika anaknya melakukan pelanggaran.
DI rumah mungkin langit bisa selalu biru dan udara cerah, namun tidaklah demikian ketika mereka kelak merantau dan mandiri dluar rumah. Langit terkadang dipenuhi guntur dan badai. Sebuah pilihan yang sebenarnya sederhana harus dilakukan, mau menginvestasikan segala macam fasilitas dan memanjakan anaknya atau membangun karakter anak-anak mereka.
Demikian pula halnya dengan pemimpin. Mereka harus memberikan pilihan yang membangun karakter dan moral pengikutnya agar tujuan bersama tercapai. Bahkan, jika memungkinkan sang pemimpin tidak perlu memberi pilihan apapun kecuali satu pilihan dan tidak ada pilihan mundur.
Masih segar dalam ingatan, bagaimana caesar mampu merebut Pantai Britania, hanya karena keputusannya untuk maju tanpa pilihan mundur dengan cara membakar semua perahu. Pemimpin yang baik tidak mengharapkan pujian dan dukungan dari pengikutnya. Bahkan, mereka harus siap menuai kritik karena telah menerapkan aturan atau ajaran yang menegakan kebenaran dan keadilan.
"Tidak semua pilihan menyenangkan, namun yang menyenangkan adalah ketika kita bisa memilih dan memutuskan dengan tepat."
sumber : "fulfilling life"
0 komentar:
Posting Komentar