Pages

Kamis, 19 Agustus 2010

Tukang Kebun dan Penjaring Kupu-kupu

Ada 2 orang teman, yang satu adalah tukang kebun dan yang satu
berprofesi sebagai penjaring kupu-kupu.

Penjaring kupu-kupu berangkat setiap hari ke hutan dengan jaringnya
untuk menangkap kupu-kupu. Ia mengejar ke sana ke mari untuk
mendapatkan kupu-kupu.

Di akhir hari ia duduk beristirahat dan menghitung kupu-kupu hasil
tangkapannya untuk dijual kepada kolektor.

Meskipun melelahkan, ia cukup senang dengan hasilnya itu yang bisa
digunakan untuk menyambung hidup sehari-hari.


Sekali-sekali ia mampir ke kebun temannya si tukang kebun. Ia prihatin
dengan kehidupan temannya itu. Tak seekor pun kupu-kupu ia peroleh
dari pekerjaannya itu.

Tukang kebun ini begitu rajin dan telaten merawat kebunnya. Ia tanami
dan rawat setiap jengkal tanah dengan yang penuh dengan aneka tanaman
dan bunga.

Ia belum mendapat apa-apa dari hasil usahanya itu. Berbeda dengan
temannya penjaring kupu-kupu itu. Ia seorang yang sabar. Ia tetap
melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kebunnya telah berubah
menjadi taman bunga yang indah sekali. Satu per satu kupu-kupu
hinggap di tanamannya.

Hari demi hari makin banyak kupu-kupu yang berkeliaran di sana .
Jumlahnya sampai ribuan.

Tukang kebun senang. Dengan mudah ia bisa menangkapi kupu-kupu.
Jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan tangkapan temannya.

Dalam satu hari, hasil tangkapannya jauh lebih banyak dibandingkan
dengan hasil tangkapan temannya berbulan-bulan.

Ia sangat senang. Sekarang ia dapat hidup dengan tenang dan sejahtera.
Karena ingin punya banyak waktu dengan keluarga, ia pun mempekerjakan
asisten untuk menangkap kupu-kupu dan merawat taman. Ia hanya
sekali-sekali mengunjungi taman itu.

Ia juga punya rencana lain. Ia ingin membuat banyak taman serupa di
berbagai tempat.

PS: Cerita ini saya dapatkan beberapa tahun lalu dari bukunya Roger
Hamilton , Wink and Grow Rich.

sumber : milis tda depok - badrony yuzirman (founder komunitas tda)

0 komentar:

Posting Komentar